LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Nama :
Dermansyah Sianturi
NPM :
E1B01022
Prodi :
KEHUTANAN
Kelompok : 6
Hari/Jam : JUM’AT
/ 14.00-16.00 WIB
Tanggal : 24 April 2015
Ko-ass : Syamsuwarni Rambe
Dosen : 1. Devi Silsia, M.Si
Objek
Praktikum : IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK
LABORATORIUM
TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam ilmu kimia kita selalu mempelajari mengenai
bahan dan senyawa. Dalam ilmu kimia tersebut kita
mengenal salah satu bagiannya yaitu kimia organik dimana dalam cabang ini
mempelajari senyawa organik, yaitu suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen
dan dengan atau tanpa oksigen.
Penggolongan senyawa organik atas dasar gugus
fungsional yang mereka miliki. Dalam senyawa organik terbagi kedalam tiga
kelompok. Kelompok yang pertama terdiri dari alkohol( alkanol), fenol, dan eter
(alkosialkana). Kelompok yang kedua meliputi aldehid( alkanal) dan keton
(alkanon), sedangkan kelompok yang ketiga merupakan senyawa karboksilat (alkanoat)
dan turunannya. Identifikasi senyawa organik sering di lakukan di dalam
pratikum kimia terlebih dalam kimia organik, senyawa-senyawa tersebut dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi, dengan cara kelarutan, maupun isolasi
bahan-bahan alam. Dalam test kelarutan sebagian besar alkohol, fenol, eter,
aldehid dan keton larutan dalam eter. Senyawa-senyawa ini juga dpat larut dalam
asam sulfat pekat dengan membentuk garam oksonium. Sedangkan senyawa-senyawa
dengan atom c yang kurang dari empat dapat larut dalam air. Fenol dapat larut
dalma larutan 10%NaOH. Senyawa organik sangat banyak jenisnya. Senyawa organik yang paling sederhana
terdiri atas karbon dan hidrogen, yakni hidrokarbon. Contoh senyawa organik
antara lain; alkana, alkena, alkuna, alkil halida, alkohol, aldehida, keton,
dan fenol.
1.2
Tujuan Percobaan
·
Mahasiswa mampu mengidentifikasikan
senyawa organik (alkohol, fenol, aldehid, keton dan asam karboksilat).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Senyawa
organik merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. Dimana apabila
senyawa organik ini dibakar, akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas
karbondioksida (CO2)
. (Ardy, 2014)
Senyawa
organik menunjukan sifat kimia dan fisika yang sangat berbeda karena
strukturnya berbeda. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian berwujud
cair, dan ada pula gas. Ada yang rasanya manis dan ada pula yang asam. Ada yang
beracun, ada yang sangat penting untuk kehidupan. Untuk memahami berbagai sifat
molekul organik perlu diketahui strukturnya. Tiga prinsip sederhana yang dapat
memberikan pengertian dasar tentang struktur dan kimiawi molekul organik
adalah:
1. Atom karbon dapat membentuk
ikatan kovalen dengan ikatan hidrogen
2. Atom karbon dapat membentuk
ikatan kovalen dengn atom karbon lain
untuk membangun rantai karbon,
3. Atom karbon dapat membentuk
ikatan kovalen dengan unsur lain, terutam oksigen, nitrogen, belerang, dan
halogen. (Antony C. Wilbraham & Michael
S. Matta,2007).
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan
cair, dan zat yang berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat
nonpolar, zat yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari
1,0 g/ml. Selain alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh
karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung
oleh setiap karbon (Pettruci, 1987).
Hidrokarbon yang paling
sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen
tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari
hidrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkana
adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen
utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon
dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya.
Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai
ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden,
1997).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi
menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon
yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini sering disebut sebagai
hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik
yaitu :
C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3
(pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik
terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan
khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan
ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan
terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya
yang khas (Syukri, 1999).
BAB
III
METODEOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
·
Botol semprot
·
Gelas piala
·
Gelas ukur
·
Pipet tetes
·
Erlenmeyer
·
Tabung reaksi + rak
·
Penjepit tabung reaksi
·
Pipet volume 5 ml
·
Batang pengaduk
Bahan yang digunakan
·
sample
·
2,4-dinitrofenil hidrazin
·
FeCl3
·
Asam kromat
·
Etanol 95%
·
NaOH 10%
·
Ammonium hidroksida encer
·
aseton
·
aquadest
3.2
Prosedur kerja
3.2.1 Test 2,4-dinitrofenil hidrazin (test
karakteristik aldehid dan keton)
Diambil tabung reaksi dan di masukkan 2ml etanol 95%.
Ditambahkan 3 tetes sample yang akan
diuji kedalam tabung reaksi tersebut. Kedalam tabung reaksi ini dimasukkan 1 ml
larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin dan dilakukan pengojokan kuat-kuat. Jika tidak
dihasilkan endapan panaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit
dan selanjutnya ditambah 5 tetes air.
Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange menunjukkan test positif
untuk adanya gugus karbonil dari keton atau aldehid.
3.2.2 Test FeCl3 (Test karakteristik untuk
fenol)
Siapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan
diuji. Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan dilakukan penggojokan.
Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa
fenol.
3.2.3 Test asam kroamat ( test karakteristik alkohol)
Siapkan tabung reaksi dan masukkan 2ml sample yang
akan diuji kedalamnya. Tambahkan 1ml aseton, kemudian tambahkan 1 tetes asam
kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau
terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder.
3.2.4 Test pereaksi tollens (test untuk membedakan
aldehid dan keton)
Didalam tabung reaksi dimasukkan 1ml larutan, perak
nitrat 5% selanjutnya ditambah 1 tetes NaOH 10% dan di kocok. Tambahkan kedalam
campuran tersebut larutan encer ammonium hidroksida hingga endapan perak
hidroksida melarut (hindari penggunaan larutan ammonium berlebihan). Tambahkan
2 tetes larutan yang akan diuji. Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika reaksi
tidak terjadi dalam 10 menit panaskan tabung reaksi diatas penengas air selama
5 menit. Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding atau endapan metalik.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
|
Sample
|
Percobaan
|
Hasil
pengamatan
|
keterangan
|
1.
|
Alkohol
Aldehid
|
Test 2,4 dinitrofenilhidrazin
|
Alkohol (- )
Aldehid ( + )
|
Tidak terbentuk endapan
Terbentuk endapan
|
2.
|
Fenol
Etanol
|
Test FeCl3
|
Berubah warna
Tidak berubah
|
Termasuk senyawa fenol
Tidak termasuk senyawa fenol
|
3.
|
Etanol
1
Butanol
T butanol
|
Test asam kromat
|
Terbentuk endapan
Terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
|
Alkohol primer
Alkohol sekunder
Alkohol tersier
|
4.
|
Aseton dan aldehid
|
Test pereaksi Tollens
|
Aldehid ( - )
Aseton ( + )
|
-Tidak terbentuk lapisan perak
-Terbentuk lapisan perak
|
4.2 Pembahasan
Kita siapkan dahulu
tabung reaksi yang kemudian kita masukkan 2 ml etanol
dan tambahkan 3 tetes FeCl3,
setalah itu diamkan sejenak dan kita akan mendapatkan hasil warna yang timbul adalah bening atau tidak berwarna yang
kemudian berubah warna menjadi coklat. Pada percobaan kedua kita ambil sebuah tabung reaksi yang kemudian dimasukkan 2 ml etanol dan selanjutnya tetesi larutan
Brom setetes demi setetes hingga warna yang semula bening atau tidak berwarna,
larutan tersebut berubah warna menjadi kuning. Dari warna kuning tersebut maka dipastikan bahwa
larutan etanol positif mengandung fenol.
Alkohol
bereaksai dengan asam kromat, dalam hal ini asam kromat sebagai agen pengoksidasi.
Alkohol primer bila dioksidasi menghasilkan aldehid yang teroksidasi lebih
lanjut menjadi asam karboksilat. Hal ini ditandai denganberubahnya warna kuning
asam kromat menjadi hijau kebiruan.
Aldehid bereaksi dengan perak nitrat dalam pereaksi tollens
menghasilkan endapan perak halida yang mempunyai warna putih dan kuning pucat.
Namun warna endapan yang dihasilkan untuk sampel berwarna abu-abu (bukan kuning maupun putih)
kemungkinan tertutupi oleh endapan perak yang berada dalam larutan perak nitrat
(kemungkinan larutan perak nitat yang sudah digunakan sudah terkontaminasi
karena terdapat banyak endapan didalamnya).
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
· Dari
pengujian alkohol primer, sekunder atau tersier dapat digunakan beberapa
reagen, diantaranya reagen 2,4 dinitrofenilhidrazin, asam kromat, FeCl3 atau
pereaksi tollens dengan melihat sifat fisika dari senyawa alkohol tersebut.
Berdasarkan saalah satu hasil pengamatan, menunjukan bahwa etanol merupakan
alkohol primer berdasarkan uji Asam
Kromat.
5.2 Saran
Saran saya adalah pada saat melakukan praktikan seharusnya bahan bahan yang tersedia harus terpenuhi atau
ada.sehingga dapat melakukan praktikan dengan baik.
BAB
VI
DAFTAR PUSTAKA
C. Willbraham, Antoni dan M.S. Matta.2007.Kimia Organik. Bandung : ITB
Fessenden
, Ralp dan Fessenden, Joan S., 1986, Kimia
Organik Jilid I, Erlangga : Jakarta
Pertanian.
Fakultas Pertanian:Universitas bengkulu
Poltekkes Makassar.
Team Kimia
Organik. 2011. Buku Penuntun Praktikum
Kimia Organik. Makassar:
Team Pengajar
Kimia Organik. 2011. Alkohol.
Makassar:Poltekkes Makassar.
Tim
penyusun. Buku Penuntun Praktikum Kimia.
Laboratorium Teknologi.