Jumat, 22 Mei 2015

laporan kimia



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Description: LOGO UNIB BARU BERWARNA.jpg

Nama                         : Dermansyah Sianturi
NPM                         : E1B010022
Prodi                         : KEHUTANAN
Kelompok                 : 6
Hari/jam                    : Jumat / 14.00-15.45 WIB
Tanggal                     : 24 April 2015
Ko-ass                       :  Syamsuwarni Rambe
Dosen                        :  1. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum       : ANALISA KUALITAS AIR



LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.                  Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua makhluk hidup yang ada di pemukaan bumi tetapi tidak di planet lain. Air yang tersebar di muka bumi ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Penecemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurnian air tersebut. Misalnya, walaupun didaerah penggunungan atau hutan terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer.
Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal (logam terlarut, seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Sedangkan air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah yang melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan.
Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air baikfisika, kimia, dan biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan, tingkat kekeruhan dan tingkat kedalaman. Parameter kimia yaitu pH, O2 terlarutdan CO2 bebas. Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem perairan seperti kolam waduk, sungai, laut, danau, teluk, delta, semenanjung dan perairan lainnya.
Dilakukannya pengukuran kualitas air untuk mengetahui kelayakan dari air tersebut. Dalam praktikum ini, akan dibahas bagaimana cara menganalisa kualitas air yang layak untuk dimanfaatkan.

2.                  Tujuan Pecobaan
Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat kimia air secara kulitatif dan kuantitatif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Air (H2O)
Air merupakan senyawa kimia yang terdiridari atom hydrogen (H) dan atom oksigen (O). Satu molekul air yang satu akan membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air yang lain. Ikatan hydrogen inilah yang menyebabkan air mempunyai sifat–sifat yang khas, seperti berwujud cair pada suhu kamar (Widjanarko, 2005). Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (Anonim, 2009).
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, disebutkan bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Persyaratan air minum yaitu, walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya (Alaerts, 2003).
            Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air. Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut (Institut Pertanian Bogor,  2002).
Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya (Standar Nasional Indonesia, 2002).
2.2 Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air yaitu adanya benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukkannya secara normal. Definisi pencemaran air berdasarkan keputusan Menteri KLH No. 02/ MEN-KLH/1978 adalah :
Masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak erfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Tim pengajar, 2015).
2.3 Ciri-ciri Fisika Air
1.                  Zat padat total, ditetapkan dengan menguapkan  sampel atau contoh air dan menimbang sisanya yang telah kering. Zat padat terapung didapat dengan menyaring sampel air. Perbedaan antara zat padat total dengan zat padat terapung disebut zat padat terlarut.
2.                  Turbidity/kekeruhan, kekeruhan mengurangi kejernihan air, Kekeruhan biasanya disebabkan oleh lempung partikel-partikel tanah dan pencemar-pencemar koloidal lainnya. Tingkat kekeruhan tergantung pada kehalusan parttikel-partikel dan konsentrasinya. Kekeruhan diukur dengan alat turbidimeter, yang mengukur gangguan lintasan cahaya dari air.
3.                  Warna, warna air adalah warna sesungguhnya yaitu warna yang mencakup tidak hanya warna yang meyebabkan substansi yang larut di dalam air saja tetapi termasuk juga zat-zat tersuspensi yang terkandung didalamnya. Warna air dapat disebabkan oleh humus, bahan organik yang membusuk. Warna pada air juga disebabkan oleh ion-ion logam secara alami ada pada air seperti besi dan magan selain itu warna air juga disebabkan oleh buangan industri.
4.                  Rasa dan bau, dapat disebabkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti algae. Bahan kimia organik dan anorganik juga dapat menimbulkan rasa dan bau pada air.
5.                  Suhu, suhu air bervariasi karena suhu air dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Suhu normal air ± 3 0C dari suhu lingkungan (Tim pengajar, 2015).


2.4 Ciri-ciri Kimia Air
1.                  pH, digunakan untuk mengukur keasaman aiar. Keasaman air mencirikan keseimbangan antara asam dan basa di dalam air, selain itu pH juga merupakan suatu cara untuk menentukan konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam air. pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari ion hidrogen dalam mol per liter. Air murni mempunyai konsentrasi ion hidrogen dan hidroksida (OH-) yang berimbang yakni sebesar 10-7 mol per liter. Dengan demikian pH air murni adalah 7. Untuk air baku yang diolah untuk air minum pH air yang diperbolehkan berkisar antara 5-9.
2.                  Zat besi (Fe), besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemukan pada hampir setiap tempat di bumi. Pada umumnya besi yang ada dalam air sebagai besi terlarut dan dalam bentuk tersuspensi sebagai butir kolidal seperti Fe2O3 dan Fe (OH)3 serta ada juga yang tergabung dalam zat organik atau zat padat anorganik seperti tanah liat. Pada air tanah yang tidak mengandung oksigen besi berada dalam bentuk Fe+2, sedangkan pada air permukaan dan terjadi aerasi maka Fe+2 akan teroksidasi menjadi Fe+3 dan warna air akan menjadi kecoklat-coklatan.
3.                  DO (Disolve Oxigen), adalah jumlah oksigen yang terlarut di dalam air. Oksigen terlarut merupakan sumber oksigen mahluk hidup yang ada di dalam air, minimal konsentrasi oksigen untuk kehidupan di dalam air adalah 5 mg/L (5 ppm). Oksigen terlarut sebagian besar diperoleh dari hasil fotosintesis di dalam air. Kualitas air dapat ditentukan oleh kadar oksigen terlarut ini.
4.                  COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu uji kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan (organik)  di dalam air. Konsentrasi COD yang tinggi dalam suatu perairan menanadakan bahwa di perairan tersebut banyak mengandung senyawa organik yang membutuhkan oksigen terlarut (DO) dalam proses penguraiannya.
5.                  Amoniak (NH3), merupakan senyawa nitrogen, amoniak dalam air permukaan dapat berasal dari air seni, tinja juga oksida-oksida zat organik secara mikrobiologis. Air tanah hanya sedikit mengandung amoniak, karena dapat menempel pada butir-butir tanah dan sedikit yang terlepas dari butir-butir tanah tersebut. Kadar amoniak yang tinggi menunjukkan adanya pencemaran dan dalam air minum kadar amoniaknya harus nol (Tim pengajar, 2013).

Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006).
























BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1.                  Alat yang digunakan            :

1.                  Gelas ukur 50 ml
2.                  Gelas ukur 100 ml
3.                  Pipet tetes
4.                  Pipet volume 5 ml
5.                  Pipet volume 10 ml
6.                  Lampu spritus
7.                  Tabung reaksi + rak
8.                  Batang pengaduk
9.                  Corong kaca
10.              Penjepit tabung reaksi
11.              Erlemeyer
12.              Kompor listrik/gas
13.              Buret dan statif
14.              Corong
15.              Neraca analitik
16.              Botol semprot
17.              Termometer


18.              Bahan yang digunakan:
1.                  KMnO4
2.                  Aquades
3.                  H2SO4
4.                  Kertas lakmus merah
5.                  Asam Oksalat





3.2 Cara Kerja
1.                  Suhu/ Temperatur
1.                  Siapkan sampel air keran dan air sawah, isi ke dalam gelas ukur  yang volumenya 100 ml. Tuangkan ke dalam 2 tabung reaksi.
2.                  Celupkan alat pengukur suhu (termometer atau O2 meter) ke dalam sampel, pastikan tangan Anda tidak bersentuhan dengan alat pengukur tersebut.
3.                  Amati dan baca angka yang tertera pada termometer tersebut.

2.                  Zat Padat Terlarut dan Zat Padat Tersuspensi
1.                  Siapkan sampel air keran dan air sawah, isi ke dalam gelas ukur  yang volumenya 100 ml. Tuangkan ke dalam 2 gelas piala dan dipanaskan.
2.                  Perhatikan, apakah sampel menjadi keruh ataukah ada yang mengendap!
3.                  Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi endapan berarti sampel mengandung zat padat tersuspensi.

4.                  Warna
1.                  Ambi sampel ke dalam 2 tabung reaksi sebanyak ±dari volume tabung reaksi.
2.                  Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.

5.        Amoniak (NH3)
1.                  Masukkan 10-15 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
2.                  Lipatkan kertas lakmus merah di mulut tabung reaksi.
3.                  Panaskan di atas lampu spiritus.
4.                  Amati samapel, apakah tercim bau tengik atau tidak.
5.                  Sampel mengandung amoniak jika tercium bau tengik atau lakmus merah berubah menjadi warna biru.





















BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No

Parameter
Hasil Pengamatan
Air Sumur
Air Limbah
Air Sawah
1
Suhu
270C→490C
260C→470C
260C→470C
2
Zat Padat Terlarut
Tidak Keruh
Tidak Keruh
Bening Kuning
3
Zat Padat Tersuspensi
Tidak Terjadi Endapan
Terjadi Endapan
Terjadi Endapan
4
Warna
Puti Bening
Putih Keruh
Bening Kekuningan
5
Amoniak
Tidak Mengandung Amoniak
Mengandung Amoniak
Mengandung Amoniak
6
COD
Volume KMnO4 selama pemnasan (ml)
Volume KMnO4 Titrasi I (ml)
Volume KMnO4 Titrasi II (ml)
Volume KMnO4 selama pemnasan (ml)
Volume KMnO4 Titrasi I (ml)
Volume KMnO4 Titrasi II (ml)
Volume KMnO4 selama pemnasan (ml)
Volume KMnO4 Titrasi I (ml)
Volume KMnO4 Titrasi II (ml)
Ulangga 1
14
14

10
10
3







BAB V
PEMBAHASAN
1.                  Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan cara mencelupkan thermometer ke dalam tabung, dengan syarat bahwa thermometer tidak boleh bersentuhan dengan dasar tabung dan tangan pratikan juga tidak boleh mengenai alat ukur. Thermometer diikat pada bagian pangkal (bukan ujung air raksa), kemudian thermometer digantung pada permukaan perairan beberapa menit dan suhu dibaca setelah thermometer menunjukkan angka konstan. Adapun suhu pada perairan yang dijadikan objek praktikum yaitu suhu air keran 28 0C dan suhu air sawah 26 0C.

2.                  Zat Padat Terlarut
            Pada percobaan air keran dan air sawah, dalam mengamati zat padat terlarut pada kedua sampel tersebut dapat diamati melalui perubahan wujud air setelah dilakukan pemanasan. Jika air mengalami perubahan menjadi keruh maka air tersebut merupakan zat terlarut. Dan air sawah merupakan zat padat terlarut karena mengalami perubahan setelah dilakukannya pemanasan yaitu berubah menjadi keruh. Ini menunjukkan bahwa hasil pengamatannya tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan Co-Ass dan juga berdasarkan teori-teori yang ada.

3.                  Zat Padat Tersuspensi
            Sedangkan air keran merupakan zat padat tersuspensi, karena terdapat endapan pada dasar tabung setelah dilakukan pemanasan, tetapi pada hasil percobaan ini bertolak belakang dengan hasil yang telah diterangan Co-Ass. Seharusnya yang merupakan zat padat terlarut yaitu air keran sedangkan air sawah merupakan zat padat tersuspensi. Penyebab kegagalan dalam percobaan ini yaitu tertukarnya tabung reaksi antara air keran dan air sawah saat akan dipanaskan, pemanasannya yang kurang sempurna atau pengamatan pratikan yang tidak teliti dan tidak tahu menentukan antara zat padat telarut dengan zat padat tersuspensi. Penyebab dari kesalahan itu yaitu kurang menguasainya penuntun pratikum dan ketidakseriusan dalam melaksanakan pratikum.

4.                  Warna
            Pada pengamatan warna, yang dilakukan yaitu membandingkan warna sampel dengan larutan standar yang telah disediakan. Hasil yang didapat pada air keran yaitu berwarna bening sedangkan pada air sawah warnanya yaitu kekuningan. Hal ini menunjukkan bahwa air keran jauh lebih cerah daripada air sawah dan juga jauh lebih bersih.
5.                  Amoniak
            Percobaan Amoniak pada kedua sampel ini, yang bersifat amoniak yaitu air sawah sedangkan air keran tidak bersifat amoniak. Ciri-ciri dari larutan yang bersifat amoniak  setelah dilakukan pemanasan yaitu berwarna keruh, tercium bau tengik, terdapat endapan di dasar tabung, dan perubahan kertas lakmus merah menjadi biru. Semua ciri-ciri tersebut ada pada air sawah. Hasil pengamatan pada percobaan ini sudah sesuai dengan hasil yang sebenarnya berdasarkan keterangan Co-Ass dan sumber teori lainnya.









BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sifat fisis air dari secara kualitatif  dan kuantitatif yaitu :
1.                  Suhu. Suhu air adalah derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan derajat Celcius.
2.                  Warna. Warna adalah warna nyata dari air yang dapat disebabkan oleh adanya ion metal (besi dan mangan) humus, plankton, tumbuhan air dan limbah industri.
3.                  Kekeruhan. Kekeruhan adalah sifat optik dari suatu larutan yang menyebabkan cahaya yang melaluinya terabsorbsi dan terbias. Kekeruhan di dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi seperti lempung, lumpur, zat organik, plankton dan zat-zat halus lainnya.
4.                  Kejernihan. Kejernihan adalah dalamnya lapisan air yang dapat ditembus oleh sinar matahari yang dinyatakan dalam satuan cm.
5.                  Rasa. Dalam air yang bersih (fisik) tidak terdapat seperti rasa asin, manis, pahit dan asam. Begitu pula terhadap bau. Air dapat dikatakan bersih secaa fisik apabila air tersebut tidak mengeluarakan bau, seperti bau amis, busuk, dan sebagainya.Residu tersuspensi terurai
Sifat kimia air secara kualitatif dan kuantitatif yaitu:
1.                  Derajat keasaman (pH)
Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.
2.                  Daya hantar listrik
Daya Hantar Listrik (DHL) adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan arus listerik yang dinyatakan dalam mmhos/cm, kemampuan tersebut antara lain tergantung pada kadar zat terlarut yang mengion di dalam air, pergerakan ion, valensi dan suhu.
3.                  Salinitas ( zat padat total )
Salinitas didefinisikan sebagai total padatan dalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti dengan klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi.
4.                  Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar.

6.2 Saran
            Sebaiknya alat-alat laboratorium lebih dilengkapi agar pratikum dapat berjalan dengan lancar dan semua pratikan dapat mengerjakan segala percobaan yang disediakan. Dan pratikan lebih teliti lagi dalam mengamati percobaan agar hasilnya sesuai dengan yang sebenarnya.










DAFTAR PUSTAKA

Alaerts,G.dan S.S.Santika,2003. Metode Pengukuran Kualitas Air. Usaha
Nasional. Surabaya.
Anonim.2015.http://laporanpraktikumemel.blogspot.com/2013/05/laporan
praktikum-pengukuran-kualitas.html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2015
pukul 13.20 WIB.
Anonim, 2009.http://wikipedia.com/Pengertian air. Diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 13.15 WIB.
Institut Pertanian Bogor, 2002. Limnologi Metoda Analisis Kualitas Air. Edisi I.
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal.
Sihotang,C. dan Efawani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan UR. Pekanbaru.
Tim pengajar, 2015. Penuntut pratikum kimia. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Standar Nasional Indonesia. 2000. Pengujian Kualitas Sumber Air dan Limbah
Cair. Direktorat Pengembangan Laboratorium Rujukan dan Pengolahan
Data. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

informasi email :