LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama :
Dermansyah Sianturi
NPM :
E1B010022
Prodi :
KEHUTANAN
Kelompok :
6
Hari/jam :
Jumat / 14.00-15.45 WIB
Tanggal :
24 April 2015
Ko-ass : Syamsuwarni Rambe
Dosen : 1. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum :
UJI MOLEKUL KIMIA HAYATI
LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Percobaan
Karbohidrat adalah asupan yang setiap hari masuk kedalam
tubuh kita, begitu juga dengan protein. Tanpa karbohidrat maupun protein kita
bisa saja hidup, tetapi asupan gizi bagi diri kita sangatlah kurang.
Nasi, tepung, singkong merupakan beberapa macam dari sekian
banyak macam karbohidrat di muka bumi ini. Telur, daging, susu juga sama
merupakan beberapa macam dari sekian banyak macam protein di muka bumi ini.
Bagi orang awam mungkin saja mereka tak tahu asupan apa yang
mereka makan setiap hari unuk memenuhi kehidupan mereka, hingga mereka menjadi sedimikian
rupa. apakah karbohidrat, apakah protein, apakah lemaka, dan mungkin saja vitamin. Maka dari
itu dengan adanya praktikum kimia yang membahas Uji molekul kimia hayati, kita
yang sebelumnya tidak tahu akan menjadi tahu, apa saja yang menjadi asupan kita
setiap hari.
Uji mollisch, dan uji fehling merupakan dua pengujian dari
sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan karbohidrat.
Reaksi biuret, reaksi millon, dan reaksi nihidrin merupakan dua pengujian dari
sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan protein.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein.
2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
1. Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein.
2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat 4 kumpulan utama
molekul biologi yang besar, yaitu karbohidrat, lemak, protein dan asid nukleik. Kebanyakan makromolekul adalah polimer, terbina
daripada satu unit (monomer) yang banyak. Karbohidrat memainkan peranan
sebagai pembekal tenaga (bahanapi) dan juga
untuk pembinaan sel-sel organisme. Lipid adalah molekul hidrofobik yang sangat
luas ciri-cirinya. Protein pula mempunyai berbagai struktur. Fungsi sementara
asid nukleik mempunyai tugas yang tidak berbelah-bagi menyimpan dan
memancarkan maklumat perwarisan.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang
mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi. Ditinjau dari
gugus fungsi yang diikat: - Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa, galaktosa, ribose
- Ketosa: karbohdrat yang mengikat gugus keton. Contoh: fruktos .Ditinjau dari hasil hidrolisisnya: Monosakarida:
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat
yang lebih sederhana lagi. Misalnya: glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa .
Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida.
Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati).
Oligosakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 –
10 monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa. Polisakarida: karbohirdat
yang terbentuk dari banyak molekul monosakarida. Misalnya pati (amilum),
selulosa, dan glikogen.
Analisa karbohidrat, ada beberapa yaitu:
a. Uji
Molisch.
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui
adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch,
seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna
ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara
lapisan asam dan lapisan sampel. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent
Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau
homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan
melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau
hanya membentuk lapisan.
b. Uji
Seliwanoff.
Uji Seliwannoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat
yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa. Jika dipanaskan
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada
larutannya
c. Uji
Benedict.
Uji Benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton
bebas dalam suasana alkalis. biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti
sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. uji positif
ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta
adanya endapan.
d. Uji
Barfoed.
Uji Barfoed digunakan untuk menunjukkan adanya
monosakarida dalam sampel. Uji positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan merah orange
e. Uji
Iodin.
Uji Iodin digunakan untuk menunjukkan adanya
polisakarida. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru. Amilopektin
dengan iodin akan memberi warna merah ungu. Sedangkan dengan glikogen dan
dekstrin akan membentuk warna merah coklat
f. Uji
Fehling .
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid.
Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling
B (NaOH dan KNa tartarat). Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan
agar gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan
ion OH- membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan
merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan
asam karboksilat.(mustahib,2011)
2. Protein.
Protein merupakan polimer dari asam
amino dan merupakan sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan tingkat
tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun tubuh, sebagian
mempunyai fungsi katalis, yang menyebabkan reaksi-reaksi tertentu
dapat berlangsung baik pada kondisi tubuh. Protein disusun oleh α asam amino
dengan melalui ikatan amida yang disebut ikatan peptida. Protein menurut komposisi
dapat dibagi, diantaranya Protein sederhana, dan Protein konjugasi. Protein
menurut pembagian fungsi, dianataranya Protein struktur, dan Protein
kotraktil. (Aantunhalu, 2008)
Tiap jenis protein ditandai sifat-sifat: 1. Susunan kimia yang khas. 2.Babul
molecular yang khas semula dalam satu contoh tertentu dari protein mempunyai
bobot moleculer yang sama 3 Urutan asam amino yang khas.
Macam-macam uji protein, menurut anonymous (2009) analisis
protein dilakukan dengan dua metode yaitu secara kulitatif dan kuantitatif
terdiri dari:
A. Analisa
Kualitatif
1. Reaksi
Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati
kedalam larutan protein setelah dicampur menjadi endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning apabila dipanaskan reaksi yang terjadi ialah titrasi
pada inti benzena reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilatonin,
dan triprofon.
2. Rekasi
Hopkins-cole
Larutan yang mengandung troprofan dapat direaksikan dengan
pereaksi Hopkins-cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuatdari
asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Adanya protein ditunjukkan
dengan timbulnya cincin ungu pada batas antar lapisan.
3. Reaksi
millon
Pereaksi adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam
asam nitrat. Protein ditunjukkan dengan adanya endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan.
4. Reaksi
natrium nitroprosida
Natrium nitroprosida dalam larutan amoniak akan menghasilkan
warna merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas.
5. Reaksi
sakaguchi
Perekasi yang digunakan ialah noftol dan natrium hipobromit.
Reaksi ini berbentuk hasil positif apabila ada gugus guanidine contohnya
arginin. Perubahan terjadi ialah adanya perubahan warna menjadi metal.
6. Uji
biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH. Kemudian
titambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa yang
mengandung gugus asam anida. Uji ini memberikan reaksi positif yaiu ditandai
dengan timbulnya warna violet atau biru violet.(vandef,2009)
B. Analisa
Kuantitatif
1. Metode
Kjeldahl
Merupakan metode sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel
didestruksikan dengan asam sulfat dan katalis dengan katalisator yang sesuai
sehingga menghasilkan ammonium sulfat.
2. Metode
Titrasi Formal
Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu
ditambahkan dengan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya
dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi
reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga hasil titrasi dapat diakhiri
dengan tepat.
3. Metode
Lowry
Pembuatan reagen lowry merupakan larutan asam
fosfotonsitat-asam fosfomolibolat dengan perbandingan (1:1) dan dicampur 2%
natrium karbonat dalam 100 ml natrium hidroksida dan ditambahkan dengan 1ml
tembaga (II) sulfat serta 1ml kalium natrium tartrat
4. Metode
Spektofotometri
Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triprofon,
tirosin, dan fenilalanin yang mempunyai gugus aromatic. Reaksi adsorbs sinar
yaitu 280/260 menentukan factor korksi dari metode ini.(eiffel,2011)
BAB III
METODOLOGI
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
yang digunakan dalam praktikum kali ini yang membahas materi “Uji Molekul Kimia
Hayati” ialah ;
Botol
semprot
Erlenmeyer
250 ml
Gelas
piala 100 ml
Gelas
piala 500 ml
Gelas
piala 1000 ml
Gelas
ukur 10 ml
Gelas
ukur 25 ml
|
Kompor
Gas / Kompor Listrik
Penanga
air
Penjepit
tabung reaksi
Pipet
tetes
Pipet
volume 5 ml
Rak
tabung reaksi
|
3.1.2 Bahan
yang digunakan dalam praktikum kali ini yang membahas materi “Uji Molekul Kimia
Hayati” ialah ;
α-naftol
Air
bromine
Amilum
Aquades
Etanol
Fehling
A
Fehling
B
Fruktosa
Madu
|
Reagen
millon
Reagen
molisch
Reagen
ninhidrin
Sukrosa
CuSO4
HNO3
H2SO4
NaOH
10 M
NaNO2 0,15
M
|
3.2 Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum kali ini yang membahas materi
“Uji Molekul Kimia Hayati” ialah ;
3.2.1
Uji Karbohidrat
1. Uji
Molisch
1. Menyediakan 5
buah tabung reaksi bersih dan kering.
2. Ke
masing-masing tabung menambahkan :
Tabung
I : ditambah 2
ml glukosa 2 %
Tabung
II : ditambah 2 ml
fruktosa 2 %
Tabung
III : ditambah 2 ml sukrosa
(gula tebu) 2 %
Tabung
IV : ditambah 2 ml larutan kanji
( amilum) 2 %
Tabung
V : ditambah 2 ml
madu 50 % dalam air.
3. Ke
dalam masing-masing tabung menambahkan 2 tetes reagen molisch (10 %
α-naftol dalam etanol).
4. Selanjutnya,
dengan hati-hat imenambahkan 2 ml H2SO4 melalui
dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.
5. Mengamati perubahan
yang terjadi.
-
Uji Fehling
1. Mengambil 1
buah tabung reaksi, diisi dengan air suling.
2. Menambahkan 1
ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B ke dalam tabung reaksi yang lain.
3. Mencampurkan tabung
reaksi nomor satu dengan nomorbdua.
4. Membagi larutan
nomor 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi).
5. Selanjutnya
:
Tabung
reaksi
I : +
2 ml glukosa 2 %
Tabung
reaksi
II : + 2
ml sukrosa 10 %
Tabung
reaksi III : +
2 ml amilum 2 %
6. Memanaskan ketiga
tabung reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar 60 0C,sekitar
10 menit.
7. Mengamati perubahan
warna yang terjadi.
8. Karbohidrat
mana yang mengandung gula pereduksi.
3.2.2
Uji Protein Dan Asam Amino
-
Reaksi Biuret
1. Menyiapkan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Selanjutnya
:
Tabung
reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH
10 M
Tabung
reaksi II` : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung
reaksi III : + 2 ml ekstrak madu + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung
reaksi IV : + 2 ml larutan amilum + 5 tetes CuSO4 0,05
M +2 ml NaOH 10 M
3. mengocok
tabung reaksi I-IV, dan amati apa yang terjadi.
Reaksi
Millon
1. Menyiapkan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke
dalam masing-masing tabung :
-
Memasukan 2 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
-
menambahkan 5 tetes pereaksi millon.
-
memanaskan di atas penangas air selama 10 menit.
-
Mendinginkan pada suhu kamar.
-
Menambahkan 5 tetes NaOH 0,15 M
-
Mengamati warna yang terjadi.
-
Reaksi Ninhidrin
1. Menyiapkan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke
dalam masing-masing tabung :
- Memasukan 1
ml sampel seperti reaksi biuret di atas
-
Menambahkan 5 tetes pereaksi Ninhidrin.
-
Memanaskan selama 2 menit.
-
Mengamati warna yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pada
praktikum kimia kali ini yang membahas materi “Uji Molekul Kimia Hayati” ialah
;
· Uji
Karbohidrat
· Uji Mollisch
NO
|
SAMPEL
|
HASIL PENGAMATAN
|
1
|
2 ml glukosa
|
Tidak ada perubahan
|
2
|
2 ml fruktosa
|
Tidak ada perubahan
|
3
|
2 ml sukrosa
|
Tidak ada perubahan
|
4
|
2 ml amilum
|
Tidak ada perubahan
|
5
|
2 ml madu
|
Tidak ada perubahan
|
Uji
Fehling
No
|
Sampel
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Glukosa
|
Biru tua menjadi kuning
|
2
|
Sukrosa
|
Biru Terang menjadi hijau kekuningan
|
3
|
Amilum
|
Biru kehijauan menjadi hijau muda
|
· Uji Protein
dan Asam amino
NO
|
UJI
|
PUTIH TELUR
|
SUSU
|
KALDU SAPI
|
EKSTRAK KACANG HIJAU
|
1
|
BIURET
|
Putih => kekuning2an
|
Putih => kebiru2an
|
Coklat=> kuning kehijau2an
|
Kuning keruh
|
2
|
MILLON
|
Semua menggumpal ccoklat cerah
|
Menggumpal sebagian, tidak bening
|
TETAP
|
Warna gumpalan coklat,tidak menggumpal bening
|
3
|
XANTOPROTEIN
|
TETAP
|
TETAP
|
TETAP
|
TETAP
|
4
|
NINHIDRIN
|
UNGU TUA
|
UNGU MUDA
|
Ungu Kehitaman
|
TETAP
|
5
|
SAKAGUCHI
|
|
|
|
|
BAB
V
PEMBAHASAN
1. Uji Karbohidrat
- Uji Mollisch
Pada uji mollish ini ada lima sampel yang kita
teliti yaitu fruktosa, sokrosa, amilum, glukosa dan madu. fruktosa,
sukrosa, dan amilum ternyata dalam hasil akhir mempunyai warna larutan ungu,
serta mengendap ini membuktikan bahwa mereka adalah golongan karbohidrat.
ini sesuai dengan pernyataan “Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu.
Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara
lapisan asam dan lapisan sampel”.
Untuk madu mengapa ia berbeda padahal ia
adalah golongan karbohidrat . ternyata ia memiliki kandungan protein juga
sehingga ia berubah menjadi warna putih . dan apa yang mendasari larutan itu di
golongkan kedalam karbohidrat . menurut Kartasapoetra,
yaitu monosakarida dapat ditemukan dalam wujud glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Sampel apabila ditambahkan dengan
aquades akan membentuk suatu larutan yang mengakibatkan warnanya menjadi keruh
atau jernih berarti sampel tersebut mengandung karbohidrat (hal ini dimaksudkan
pada madu) .
- Uji Fehling
Pada uji fehling ini ada tiga sampel yang kita
teliti yaitu amilum, glukosa, dan sukrosa, amilum, glukosa, dan
sukrosa ternyata dalam hasil akhir mempunyai warna larutan yang berbeda, serta
yang mengendap hanya amilum. Tujuan dalam praktikum untuk uji fehling
ialah mencari karbohidrat manakah yang mengandung gula pereduksi ternyata yang
mengandung gula pereduksi hanya glukosa saja, mengapa demikian
karena pada uji fehling, glukosa lah yang berubah menjadi warna hijau .
sementara untuk amilum dan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi.
2. Uji Protein dan
Asam Amino
- Uji Biuret
Pada uji biuret ini ada empat sampel yang kita
teliti yaitu ekstrak kacang hijau, kaldu sapi, putih telur, dan
susu. Ekstrak kacang hijau dalam hasil akhir praktikum memiliki warna kuning
keruh, kaldu sapi dalam hasil akhir praktikum memiliki warna kuning
kehijau-hijauan, putih telur dalam hasil akhir praktikum memiliki warna kekuning-kuningan,
susu dalam hasil akhir praktikum memiliki warna kebiru-biruan. Uji biuret akan
positif jika timbulnya warna violet atau biru violet untuk gugus asam anida
protein. Untuk kaldu sapi dan susu menurut hasil percobaan, ternyata memilik
hasil berwarna ungu, ini membuktikan bahwa mereka adalah senyawa protein yang
termasuk gugus asam anida. Untuk putih telur dan ekstrak kacang hijau menurut
percobaan memiliki warna kuning, dalam faktanya putih telur dan kacang hijau termasuk
golongan protein, tetapi mengapa dalam hasil akhir mereka tidak berwarna ungu
mungkin mereka tidak mengandung gugus asam anida
- Uji Millon
Pada uji millon ini ada empat sampel yang kita
teliti yaitu ekstrak kacang hijau, kaldu sapi, putih telur, dan
susu. Ekstrak kacang hijau dalam hasil akhir praktikum memiliki gumpalan warna coklat,
kaldu sapi dalam hasil akhir praktikum memiliki warna coklat, putih telur dalam
hasil akhir praktikum memiliki gumpalan warna coklat cerah, susu dalam hasil
akhir praktikum memiliki warna putih mengendap. Uji millon digunakan
untuk menguji atau mengidentifikasi adanya senyawa protein yang memiliki gugus
fenol seperti tiroksin. adanya senyawa protein yang memiliki gugus fenol
dalam sempel dapat diketauhi apabila dalam sampel terdapat endapan putih dan
apabila endapan putih itu dipanaskan akan menjadi warna merah (relatif). Putih
telur dan ekstrak kacang hijau memiliki hasil akhir dengan gumpalan coklat, ini
membuktikan ternyata putih telur dan ekstrak kacang hijau adalah sampel yang
memiliki senyawa protein dan juga memiliki gugus fenol . tetapi untuk sampel kaldu
sapi dan susu, mereka tidak memiliki gugus fenol karena tidak memunculkan warna
merah (relatif), tapi tetap saja termasuk golongan senyawa protein.
- Uji Ninhidrin
Pada uji ninhidrin ini ada empat sampel yang
kita teliti yaitu kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, putih telur, dan
susu. Putih telur dalam hasil akhir praktikum memiliki warna ungu tua, susu
dalam hasil akhir praktikum memiliki warna ungu muda, kaldu sapi dalam hasil
akhir praktikum memiliki warna ungu kehitaman, ekstrak kacang hijau dalam hasil
akhir praktikum memiliki warna kuning. Uji ninhidrin, Uji
ini akan berwarna biru atau ungu apabila didalamnya terdapat senyawa protein,
khususnya gugus fenil. Putih telur, kaldu sapi dan susu memiliki
hasil akhir dengan warna ungu, ini membuktikan ternyata putih telur,kaldu sapi
dan susu adalah sampel yang memiliki senyawa protein dan juga memilik gugus
fenil, mengapa? karena putih telur, kaldu sapi dan susu
mengandung warna ungu dalam hasil, yang merupakan ciri-ciri dari gugus fenil
yang jika diuji oleh ninhidrin. Tetapi untuk sampel ekstrak kacang hijau,
mereka tidak memiliki gugus fenil karena tidak memunculkan warna ungu , tapi
tetap saja termasuk golongan senyawa protein.
-
Uji Xantoprotein
Pada uji ninhidrin ini
ada empat sampel yang kita teliti yaitu kaldu sapi, ekstrak kacang
hijau, putih telur, dan susu. Keempat sampel ini tidak mengalami perubahan
warna karena positif tidak mengandug protein mengandung tirosin, fenilatonin,
dan triprofon.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam praktikum kali ini yang membahas materi
“Uji Molekul Kimia Hayati” ialah;
· Karbohidrat merupakan senyawa
yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi.
· Protein
merupakan polimer dari asam amino dan merupakan sebagian besar dari tubuh
manusia dan hewan tingkat tinggi.
· Uji
mollisch, dan uji fehling merupakan dua pengujian dari sekian banyak pengujian
dalam kimia ini untuk menguji kandungan karbohidrat.
· Reaksi
biuret, reaksi millon, dan reaksi nihidrin merupakan dua pengujian dari sekian
banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan protein.
6.2 Saran
Saran dalam praktikum kali ini yang membahas materi “Uji
Molekul Kimia Hayati” ialah:
· Tingkat
kekondusifan saat praktikum itu harus dijaga, karena itu bisa meningkatkan
kualitas praktikum.
· Peserta
praktikum terlalu banyak, sehingga membuat kualitas praktikum yang sangat
rendah.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Aantunhalu, 2008. http://aantunhalu.wordpress.com/2008/12/06/laporan-kimia/
diunduh pada hari Rabu 13 Mei
2015
Eiffel,
Ostan J.G, 2011.http://eiffelgultom.blogspot.com/2011/05/uji-molekul hayati.html diunduh
hari Rabu 13 Mei 2015.
Mustahib, 2011. http://biologi.blogsome.com/2011/02/07/karbohidrat-dan-uji-karbohidrat/
diunduh hari Rabu 13 Mei
2015
Vandef, 2009.http://vandef.blogspot.com/2009/12/laporan-kimia-dasar-protein.html
diunduh pada hari Rabu 13 Mei
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
informasi email :